Senin, 19 Desember 2011

Hamil Muda.

Yeah. Setelah NGIDAM, tulisan selanjutnya adalah: HAMIL MUDA! Ahhhhh... begitu besar yah pengaruh yang diberikan sebuah keajaiban Tuhan terhadap perilaku dan ide seseorang, saya maksudnya. Mumpung pagi ini morning sicknya tidak begitu mengerikan, saya cepat-cepat ambil laptop dan menuliskan ini: PERBEDAAN SIGNIFIKAN SAAT SEDANG HAMIL MUDA.

Saya kemarin berubah menjadi seorang analyst. Menganalisa apa saja yang berubah dalam perilaku mental dan fisik saya selama hamil muda ini. Fyi, umur kehamilan saya menuju 3 bulan.

Perubahan pertama. Beberapa saat sebelum hamil muda, saya sedang membayangkan menjadi seorang koki rumahan yang lebih ahli. Bahkan saya berniat membeli sebuah oven listrik agar saya bisa memanggang home made cookies di rumah. Saya membayangkan rumah saya berbau cinnamon dan jahe. Hmmmm. Tapiiiiii... hamil muda membuat saya harus melupakan hal-hal itu. Mencium bau minyak yang sedang menggoreng, uap nasi yang sedang dimasak, mie instan yang sedang direbus, membuat saya ingin muntahhhh. Oh, lupakan dulu tentang oven!

Perubahan kedua. Setelah menikah, let say, saya dan suami pindah ke tempat yang uang sewanya jauh lebih murah tapi ruangannya lebih besar dari tempat sebelumnya (thx God). Agak jauh ke jalan raya memang, tapi kami bertujuan agar bisa menabung lebih banyak uang dan saat tabungan kami sudah cukup banyak, BANG BANG BANG, belilah sebuah rumah mungil! Atau at least dp nya dulu deh. Hehe. Hamil muda, membuat saya agak tidak bisa menabung. Kenapaaaaa? Karena, saya sudah tidak kuat mencium aroma masakan jadi kami dengan borosnya membeli makanan jadi. Ehmm.... makan siang dimana yah kita? Makan malem beli apa yahhhh? Dan di akhir bulan, kami pulang ke rumah Ibu saya (karena disana saya bisa minta dibikinkan makanan apa saja yang saya mau).

Perubahan ketiga. Pemalas! Katanya yang ini bisa dilawan. Ehm... bisa sih, kalo ada kerjaan yang mepet banget deadlinenya, saya masih bisa kerja. Meskipun 99% keinginan hati adalah berguling-guling di kasur sambil baca komik atau nonton tv ;p

Perubahan keempat. Sebelum hamil muda, saya adalah monster pemakan segala. Saya makan apa saja. Kecuali sushi. Setelah hamil muda, saya berubah menjadi mesin pemuntah makanan. Saat morning sicknya agak parah. Saya bisa muntah sehari tiga kali. Dari memuntahkan semua makanan yang sudah saya makan dengan susah payah sampai muntah air. Oh God, kalo udah gitu saya jadi pengen nangisss... anak saya makan apa dongggg.

Perubahan kelima. Dandan. Saya bukan tipe perempuan yang senang menghabiskan waktu berjamjam untuk berdandan rutin setiap hari. Dengan 10 menit di depan cermin, saya sudah melakukan semuanya. Dan selagi hamil muda ini, saya malah jadi semakin malas berdandan. Pergi dengan baju kemarin, tidak memakai bedak, apalagi eye liner, malasss. Bahkan saya bisa saja tidak mandi selama dua atau tiga hari berturut-turut. Hahahaaa. Kata teman saya, "Ami kucel ih". Saya engga bisa protes. Zzzzz. Katanya kalo kaya gitu, anak saya laki-laki. Haha. Entahlah. Punya anak perempuan juga kayanya menyenangkan, tapi laki-laki juga boleh dong. Aminnn ;D

Perubahan keenam. Semakin sentimentil. Saat sedang menginap di rumah Ibu, saya jadi sering sekali memikirkan hal-hal di jaman dulu. Memori-memori saat saya kecil sampai hari-hari saat Bapa saya sakit dan akhirnya pergi menuju keIlahian. Saya jadi sering menangis karena merasa rinduuu dengan semuanya. Masa kecil dan orang-orang yang ada didalamnya.... Ujung-ujungnya, saya cuma bisa mendoakan Bapa saya dan memeluk erat ibu saya. Hiks.

***

Kemarin saya sengaja jalan-jalan keluar setelah seharian dirumah dan seharian mual muntah. Sambil menahan aroma-aroma makanan di sepanjang jalan, saya berfikir: makan siang apa yah? Akhirnya saya memilih untuk makan siang di Solaria. Karena saya ingat disana ada nasi capcay kesukaan saya. Dan tempatnya pun nyaman, cocok untuk mengatur nafas dan menahan mual. Dan strategi saya berhasil, saya makan satu porsi nasi capcay tanpa bakso dan tanpa muntah. Yesss! Lalu berdasarkan saran seorang teman, saya membeli satu kotak susu untuk ibu hamil yang katanya mengandung lebih banyak nutrisi dan vitamin yang bisa mencegah mual. Checked.

***

Hamil muda itu... kalo saya bilang sangat menyenangkan dengan senyum lebar dan mata berbinar-binar, saya berbohong. Lebih tepatnya campur-campur. Kadang-kadang saya pengen nangis karena putus asa ga bisa makan karena mual sangat, kadang-kadang merasa bahagia sangat karena telah dipercaya oleh Tuhan, dan kadang-kadang kesal karena saya masih saja belum bisa bekerja secara intensif. Hehe.

Tapi saya sudah bertekad: saya akan jalani semuanya! Dan berusaha menikmati hari-hari yang unpredictable. Apakah besok akan mual atau tidak.... Apakah besok akan muntah atau tidak.... Hahaha. Tuhan, kasih saya kekuatan yaaaaa.

Kamis, 01 Desember 2011

Ngidam.

Sekarang saya tau gimana rasanya ngidam. Katanya orang ngidam suka pengen yang aneh-aneh dan keinginan yang aneh-aneh itu harus dipenuhi secepat mungkin. Sekarang saya tau alasannya. Hmm.

Hamil. Rasanya: senang dan takut. Ngidam. Rasanya: mual. Makanan aneh-aneh yang dipesan saat ngidam -kalo buat saya- bukan hanya mengikuti keinginan 'jabang bayi' semata, tapi lebih ke mencari moment makanan apa yang bisa masuk ke dalam perut tanpa menimbulkan rasa ingin muntah. Saat ngidam, syarat makanan harus enak itu jadi nomor dua, yang pertama adalah yang penting pilih makanan yang bisa masuk dan tidak bikin mual X_X.

Morning sick. Rumah saya ada di lantai 4. Matahari masuk lebih cepat. Saya lebih suka pagi yang sejuk atau agak mendung dari pada pagi yang cerah. Matahari berlebihan bikin pagi saya makin 'sickness'. Matahari membuat semuanya keliatan: rumah yang berantakan, baju-baju yang menumpuk, dapur kotor yang belum dibersihkan, lantai yang harus di pel, cucian piring di dalam wastafel. Arrrgggh.

Hidung. Ngidam berhubungan dengan hidung. Saat masa ngidam hidung menjadi sangat sensitif. Bau masakan tetangga yang jauh pun tercium. Sensitif sekali. Berani taruhan satu kotak makanan bayi, hidung ngidam hampir setajam hidung anjing pelacak ;D

Air putih panas sangat membantu saya mengatasi mual dan morning sick. Dan satu lagi, saat mual menyerang: katupkan mulut dan sedikit bicara, it's helpfull.

Kata Dr. Oz, trisemester pertama si gejala ngidam ini akan terus melanda. Kesenangan akan hadir di bulan selanjutnya. Ah, can't hardly wait! Berarti itu sekitar beberapa minggu lagi. Hhhhhhh.

Anyway, saya tidak akan menyerah. Kata Ari, nikmati ngidamnya ya, (yeah, rite...).

Sekarang saya lagi pengen makan kentang goreng Mc Donald yang baru digoreng.

Kamis, 24 November 2011

That is yr way and this is my way. Please, appreciate...

someone : Hai, apa kabar?
someone else: Hai, baikkkkk.
someone : Udah menikah?
someone else: Belum [:
someone : Oh, kenappaaa? Buruan deh takut keburu tua....

a few years after...
someone : Hai... udah nikah yah? Udah berapa anaknya?
someone else: Belum ada anak...
someone : Kenapaaaa? Cepetan atuh punya anaakkkk...

another few years...
someone : Ih, lucu banget anaknya. Perempuan yah?
someone else: Iyah
someone : Tambah satu lagi atuhhhhh...
someone else: WTF!!!!

***

Sound familiar ga dengan ceritanya? Iya banget yah? Hahahaaa. Let's see in both side.

Mungkin buat orang yang terbiasa menjadi 'someone', dialog itu udah biasa banget. Dan biasanya mereka adalah orang-orang yang dengan suksesnya menikah di umur yang pas, lalu punya anak di tahun pertama pernikahan, lalu ada anak kedua, ketiga and so on.

As a 'someone else' ini pendapat saya: sebaiknya, sebelum dia memberikan pertanyaan-pertanyaan kepo sebagai 'bentuk kasih sayang dan perhatian', sebaiknya dia kembali mempelajari kembali etika tentang privacy. Pernah ga sih terfikir, setiap orang kan pasti punya pertimbangan dan rencana sendiri, kapan dia menikah, kapan dia punya anak, mau berapa anaknya.... Jadi, mari menghargai keputusan APAPUN yang dibuat oleh setiap individu.

Sayangnya, pertanyaan semacam ini sudah menjadi semacam kebiasaan yang bahkan saking terbiasanya, kayanya udah ga pernah mempertimbangkan perasaan si someone else. Mereka sih ga merasa sensitif ya? Kalo saya sih ditanya-tanya kaya gitu bawaannya sensitif. Bukan karena tidak suka ditanya dan diperhatikan, tapi, CARA bagaimana mereka menanyakan. Merasa menang skor dan so so memberikan influence. Haha. Saya terdengar sangat sarkastis yah? Sedikit, mungkin ;p

Ini real. Terjadi dalam hidup saya. Cita-cita saya adalah mulai mengubah pandangan konvensional seperti itu. At least, buat diri saya sendiri dan saya tidak melakukannya kepada orang lain. Amin.

Hail to ourselves, yeayy!

Minggu, 13 November 2011

Drapery and Elephant.

Dan El mengendap-ngendap di sela-sela setiap lipitan gaun manisnya. Bersembunyi? Atau mencari sesuatu? El menjilati setiap drapery, menikmati rasa manis dari gula biang yang agak terasa anyir.

El menyelam lalu naik lalu kembali tenggelam. Masih diantara lipatan drapery. Dia tampak senang. Terlihat jauh lebih sehat dan lebih muda sepuluh tahun gajah.

Drapery itu seperti rolling coaster. Berputar-putar membingungkan tapi bersensasi luar biasa. Serasa kupu-kupu beterbangan di dalam perut. Itu kata El. Kadang-kadang dia memang senang meracau dan mengarang-ngarang kata. Matanya berbinar-binar. Minta lollypop, Mama!

Bersama seekor ostrich berwarna pink keunguan, El berlari di lipatan drapery. sambil berlarian, ostrich bertelur dan telurnya menggelinding ke segala arah. Satu telur terijak oleh El dan langsung menetas menjadi sebuah boneka Rusia. I love matrioskha! Teriak El. Kali lain dia menginjak telur, yang keluar dari telurnya adalah sebuah tiket liburan ke Hawaii. Aku ingin ke Hawaii untuk menari hula-hula dan memakai lei! Teriak El sambil sedikit terjerembab di lipatan drapery terakhir.

Mama mengangkat El dengan lemah lembut. Memberinya lollypop dengan lingkaran-lingkaran penuh warna yang menghipnotis. Ayo sayang, sekarang sudah waktunya tidur.

El melambai pada ostrich. Ostrich sekarang berlari sendirian. Diantara drapery dan telur-telur. Rasanya seperti ini: Silky and Tasty.

Senin, 07 November 2011

Pepper and Clay.

Pepper and Clay adalah kisah petualangan. Tidak seseru dan seliar Bonny and Clyde. Lebih mendekati cerita kuno tentang Cigar and Cherry.

Hello people, how are you today?
Udara masih dingin. Kaki dan tangan masih keriput. Bibir pun masih pecah belah.

***

Tadi siang, aku mengkhayal tentang balada buruh pabrik. Kulit kering kehitaman, rambut merah dan berbelah, baju berbahan polyester murahan, tas tangan kualitas kw 35rb, sepatu plastik dan sudah kusam. Tapi mereka tetap ceria dan tertawa. Bergosip tentang laki-laki, bercanda tentang kemaluan suami sampai mau masak apa nanti malam.

***

Hari ini aku memakai magenta dan mustard. Dua warna yang membuatku merasa hidup. Magenta adalah warna braku. Mustard adalah warna celana dalamku. Mereka sekarang terasa 'hidup'! Magenta dan mustard itu seperti Pepper and Clay. Sama-sama terdengar kuno.

Kami tidak ingin hidup yang aneh-aneh. Tanpa menambahkan bumbu keanehan lainnya, hidup kami sudah terasa cukup aneh. Kami suka kuno. Kuno dan aman. Terdengar seperti sebuah kedamaian, bukan?

Kami sedang duduk menikmati dua gelas ginger tea. Masih mengepul dan aroma jahenya kuat. Aroma kehangatan. Kami hanya duduk-duduk saja. Memperhatikan tupai yang sedang mengeruk biji kenari di bawah pohon pinus.

***

Hari ini seseorang membelikanku sebuah sepatu baru. Flat shoes merah dengan pita polkadot hitam putih.

Sama sekali bukan magenta and mustard, jadi kubuang saja. Ciao!
"Recipe for today: add a bit of shine, put some fairy dust, and bring a lot of happiness. Happy days, people."

IDLE.DREAM


"If 1000 birds may grant one wish, then I'll make thousands."


Heyho.
This is a little story about my (last) oct.

An art exhibition!

Mba Herra sebagai kurator pameran La Composition Seduisante-Edwin's Gallery Jakarta, mengajak saya untuk ikut berpameran. Huaw, it's an honour. Pameran bersama seniman-seniman besar.... Tsk tsk.

So, this is it. From a fabrics-based art exhibition, this is my artworks: IDLE.DREAM






IDLE.DREAM adalah hope, urban dream, myth, dan folklore. Sebuah persepsi pribadi tentang hidup dan impian.

Ps: Circle and triangle remind me to Bapa. He was really like those shapes. Smile.