Senin, 07 November 2011

Pepper and Clay.

Pepper and Clay adalah kisah petualangan. Tidak seseru dan seliar Bonny and Clyde. Lebih mendekati cerita kuno tentang Cigar and Cherry.

Hello people, how are you today?
Udara masih dingin. Kaki dan tangan masih keriput. Bibir pun masih pecah belah.

***

Tadi siang, aku mengkhayal tentang balada buruh pabrik. Kulit kering kehitaman, rambut merah dan berbelah, baju berbahan polyester murahan, tas tangan kualitas kw 35rb, sepatu plastik dan sudah kusam. Tapi mereka tetap ceria dan tertawa. Bergosip tentang laki-laki, bercanda tentang kemaluan suami sampai mau masak apa nanti malam.

***

Hari ini aku memakai magenta dan mustard. Dua warna yang membuatku merasa hidup. Magenta adalah warna braku. Mustard adalah warna celana dalamku. Mereka sekarang terasa 'hidup'! Magenta dan mustard itu seperti Pepper and Clay. Sama-sama terdengar kuno.

Kami tidak ingin hidup yang aneh-aneh. Tanpa menambahkan bumbu keanehan lainnya, hidup kami sudah terasa cukup aneh. Kami suka kuno. Kuno dan aman. Terdengar seperti sebuah kedamaian, bukan?

Kami sedang duduk menikmati dua gelas ginger tea. Masih mengepul dan aroma jahenya kuat. Aroma kehangatan. Kami hanya duduk-duduk saja. Memperhatikan tupai yang sedang mengeruk biji kenari di bawah pohon pinus.

***

Hari ini seseorang membelikanku sebuah sepatu baru. Flat shoes merah dengan pita polkadot hitam putih.

Sama sekali bukan magenta and mustard, jadi kubuang saja. Ciao!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar