Sabtu, 17 Juli 2010

Momo, Let’s Eat Again!

Sarapanku pagi ini adalah sebungkus biskuit gandum dan segelas susu rendah lemak. Kemarin, beef sandwich dan satu gelas air putih. Besok, aku meramalkan: semangkuk bubur dengan toping ayam, cakue, kerupuk dan daun bawang yang segar. Kalian tahu, aku suka sekali makan. Dalam sehari aku bisa makan sampai 10 kali! Tapi kalau kalian melihatku, pasti kalian tidak akan percaya. Karena badanku kurus sekali. Aku seperti sebatang lidi dan kedua bola mataku nyaris seperti dua buah kerikil hitam yang menempel di wajah.

Alice temanku bilang: “Makananmu diambil setan. Soalnya kamu tidak pernah berdoa sebelum makan”. Aku berdoa, kok, jawabku. Padahal kadang-kadang suka lupa juga sih. Hehe. Kelupaanku ternyata telah menguntungkan para setan. Sekarang mereka gemuk-gemuk seperi babi yang baru saja menghabiskan makanan di satu kedai. Dan Alice bilang itu adalah salahku.

Kakekku bilang: “Kamu kurus karena memang sudah keturunan. Semua keluarga kita memang begitu. Malah ada satu kerabat yang badannya cuma sebesar lidi di belah dua”. Kakekku pasti bercanda. Mana ada orang yang besarnya seperti lidi dibelah dua. Dia akan seperti dandelion yang terbang hanya dengan ditiup angin semilir. Rasa-rasanya hal itu tidak bisa dipercaya.

Ibu Martha, pemilik perpustakaan di sebelah rumahku, menyuruh aku makan obat Cina. Dia bilang obat itu manjur untuk menggemukan badan dan memperbesar payudara. Aku menurutinya. Aku makan obatnya. Dan obatnya memang cukup manjur untuk membesarkan dadaku, tapi tubuhku tetap kurus. Aku jadi terlihat menggelikan. Seperti menyimpan dua buah semangka di dada. Sebatang lidi dan dua buah semangka.

***

Siang ini aku berencana makan dua potong ayam goreng, mungkin lebih. Karena aku baru saja membeli satu botol sambal yang katanya paling enak jika dimakan dengan ayam goreng. Hmmm, sudah tidak sabar menunggu siang hari. Sementara itu, aku akan melahap dulu satu loyang klapertaart beku. Air liurku menetes membayangkan kelapa-kelapa putih didalamnya. Tapi kismisnya pasti akan kusisihkan. Aku akan menyeduh teh peppermint yang hanya kuminum di saat-saat istimewa. Yummyyummm.

***

Momo berjalan menuju dapur. Kakinya terpeleset saat menginjak kulit pisang. Kepalanya membentur lemari es. Momo meninggal detik itu juga. Dia tidak akan pernah merasakan lagi dua potong ayam goreng dan satu Loyang klapertaart. Momo sekarang tertidur di sebuah peti mati sebesar kotak korek api.


ami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar