Jumat, 09 Juli 2010

Baby Yoko. Yoko Baby.

Ketika Ponyo sedang berlari di atas gelombang lautan dan Chihiro sedang memandikan Dewa Lumpur, saat itulah Yoko lahir. Terlahir kembali, tepatnya. Di dalam hutan, di antara kerimbunan pohon-pohon yang merundukan dahan-dahannya. Di samping seekor ular besar berlumut yang bentuknya sudah seperti dahan pohon tua. Yoko baby. Baby Yoko.

Ibu yang telah melahirkan Yoko menyanyikan desiran angin dan hujan embun yang lembut. Memeluk dengan kehangatan tanah. Tubuhnya wangi rumput basah. Menyusui dengan air susu yang kental dan gurih. Yoko tertidur dengan senyuman. Sudah lupa semua apa yang telah dia alami sebelumnya. Yoko telah merasakan berbagai cita rasa bumbu. Dan sekarang semuanya kembali ke cita rasa alam, plain and warm.

Kata Ibu, Yoko, garam itu asin dan gula itu manis. Yoko, ini vagina dan itu penis. Dan basuhlah vaginamu dengan daun sirih. Yoko, kalau kamu punya sayap, kamu akan bisa terbang. Tapi sayap itu sebetulnya adalah suatu metafora. Tanpa sayap pun kamu masih bisa terbang. Yoko, makanlah daging sapi jangan daging babi. Yoko, lebih baik kamu memakai katun daripada polyester. Yoko ini. Yoko itu. Yoko blablabla.

Yoko duduk di bawah pohon maple. Bersama seekor babi kecil yang mengantuk. Dua temannya sedang menari tap. Yoko makan buah peach yang sudah matang. Airnya sampai mengucur deras. Manis. Bibir Yoko rasanya jadi seperti manisan buah peach. Yoko menjilati bibirnya sendiri. Angin sepoi-sepoi. Setelah ikut menari bersama dua babi, Yoko pun terkulai, tertidur besama babi kesatu.

***

Hari ini adalah hari Yoko terlahir kembali. Ibu yang telah melahirkannya. Ibu bilang, world is a place with full of spices. Beruntunglah, Yoko, jika kamu merasakan semuanya. Bukan hanya yang semanis buah peach, tapi juga yang sepahit tahi babi.

***

Ibu menyanyi. Yoko memanggang kue jahe. Wangi cinnamon dan coklat panas. Yum.


ami


Tidak ada komentar:

Posting Komentar