Rabu, 23 Mei 2012

Cerita Tentang 'What If'

Rasanya baru kemarin saya berkeluh kesah tentang ngidam, mual, morning sick, tiba-tiba sekarang sudah mendekati last chapter and another new beginning. Huwow! Ibarat membaca buku, sebagai fast reader, kamu pasti bisa merasakan bagaimana waktu menyelinap dengan cepat. Baru saja membaca bab pertama tiba-tiba lipatan buku sudah mengecil menuju halaman-halaman terakhir. Itu artinya adalah saatnya beralih ke buku baru! :D 32 weeks. It's about 6-8 weeks to go. Bisa juga kurang dari itu. I'm so happy! Apalagi baby di dalam perut sekarang sudah lebih sering menggeliat-geliat. Serasa punya teman saat sedang sendirian. Dokter bilang, it's baby girl. Honestly, pada awalnya saya mengharapkan anak laki-laki (hehe, sorry baby...) tapi lama-lama saya merasa baby girl is SO okey. Semua orang bilang: "Asyik, Mi, bisa didandani!".
Mendekati minggu-minggu kelahiran bukan berarti saya lebih tenang. Tapi saya berusaha tenang ko. Cuma kadang-kadang seringkali pertanyaan-pertanyaan berkeliaran di pikiran saya. Bagaimana jika nanti kelahirannya sulit? Bagaimana jika nanti air ketuban pecah di tempat yang tidak diinginkan? Bagaimana jika nanti terjadi sesuatu terhadap bayi saya? Bagaimana jika ternyata saya tidak cukup banyak membaca bab kelahiran? Bagimana jika saya tidak cukup banyak meminum air kelapa dan sari kacang hijau? Bagaimana jika bayi saya tidak cukup tenang karena saya lebih suka mendengarkan Fiona Apple dan Beach House daripada Mozart dan Bethoven? Bagaimana jika ternyata mitos-mitos itu benar? Bagaimana jika ternyata saya tidak cukup nungging dan berjalan kaki di pagi hari? And so on so on.... Fuihhhh. Karena SEBANYAK apapun saya membaca teori dan SEBANYAK apapun saya mendapatkan informasi seputar kehamilan dan kelahiran dari orang-orang yang sudah berpengalaman, saya menyadari, kehamilan dan kelahiran adalah proses yang sangat personal. Setiap perempuan yang hamil pasti punya kisah dan pengalaman sendiri, yang khas tentunya. Jadi, saya berharap dan berdoa, semoga semua berjalan lancar dan baik-baik saja. Akhirnya saya mengganti pertanyaan-pertanyaan 'Bagaimana Jika' yang diatas menjadi: Bagaimana jika SEMUA KEKHAWATIRAN TIDAK TERJADI? Bagaimana jika SEMUA TERNYATA BAIK-BAIK SAJA? Sepertinya merasa khawatir itu baik. Membuat kita waspada. Asal porsinya pas, tidak berlebihan. Seperti status bbm nya temen SMP saya: Hope for the best but prepare for the worst. (Dia orang yang sangat realistic bukan? Haha). Well, sekarang kesibukan saya adalah mencari nama baby dan mempersiapkan berbagai perlengkapan. Saya dan Ari memilih nama AIKA untuk nama depannya. Aika means Love Song in Japanese. Cute and meaningfull, rite? ;D
Bismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar