Senin, 10 Mei 2010

Lola's Song, Written For My Aesthetic Subjects

Berbicara dengan suara seksi dan menggoda, membelakangi penonton sambil memakai kostum penari, backless, ada ruam-ruam merah disekitar punggung. Namaku, Lola, aku seorang penari. Kau boleh memanggilku Chocolate saat pagi hari atau jika Sugar lebih cocok untukmu untuk panggilan malam harinya, itupun tak apa. Kau boleh lakukan apapun yang kau mau. Jika kau senang, kau boleh menggosok punggungku dengan sikat kawat milikmu yang bulu-bulunya paling halus. Gosoklah dengan perlahan dan lembut. Namun tolong berhenti saat ruam-ruam merah itu telah muncul. Asal kamu tahu, itu sangat sakit. Dan perih. Dan panggil aku Sugar, jika aku terkena demam di malam harinya.

***

Lola berpakaian casual, sedang berbelanja di supermarket, dia berhenti di rak tomat. Tadi kulihat seorang perempuan muda mendorong kereta bayi. Perempuan muda yang tidak begitu cantik, jauh lebih cantik aku tentu saja, tapi diwajah perempuan itu ada aura yang sepertinya belum pernah aku lihat. Membuatnya tampak bahagia dan bercahaya. Kulihat bayi di dalam kereta itu tertawa-tawa, tapi tak lama kemudian dia merengek-rengek dan menangis keras lalu mengompol. Huh, sungguh merepotkan! Bayi , kalo menangis mirip setan, tapi…tersenyum sambil sedikit melamun kalau dia tersenyum, pasti seperti malaikat.

***

Lola dengan pakaian tidur yang seksi menari dengan buah tomat ditangannya. Buah tomat diciumi dan dijilatinya. Perlahan tomatnya diturunkan kebawah, lalu dipecahkan diantara selangkangan. Dibiarkan hancur dan meleleh. Lola mengusap biji-biji tomat yang berhamburan dipahanya dengan perasaan kasih sayang, matanya berkaca-kaca. Aku merindukan pelukan tulus seorang laki-laki di pagi hari. Bukan laki-laki yang meninggalkan recehannya di atas meja setelah dia puas menari semalaman denganku. Aku ingin laki-laki yang menjadi ayah dari anak-anakku. Dan aku…aku juga ingin mendengar tangis bayi di malam hari. Terbangun di tengah malam, menyusuinya sambil terkantuk-kantuk. Membersihkan pup nya, mengganti popoknya. Di siang hari, akan kubawa dia berjalan-jalan ke mall. Membelikannya es krim vanilla berlapis coklat dan mengajaknya ke toko mainan. Kau mau apa, sayang? Boneka Barbie atau mainan dinosaurus? Atau…aha ini dia! Satu set peralatan masak-memasak. Nanti buatkan mama makanan enak yah, anakku sayang. Dan dia akan tersenyum lebar lalu memanggilku, Mama…. Aku ini Mama! Ahahahhaa….Mama…. Lola tersenyum sambil melamun.

***

Lola kembali memakai kostum penarinya. Membelakangi penonton. Terdengar riuh suara-suara liar memanggil-manggil namanya. Lola mulai menari erotis, memainkan selendang dan kipas bulunya. Terdengar suara orang riuh bertepuk tangan dan bersuit. Lola tertawa dan tersenyum nakal. Saat menari, tiba-tiba Lola dilempari dengan celana-celana dalam bekas. Suara tawa semakin riuh. Lola berhenti menari.

Cukuuuuuuuuppppp…cukupppp semuanyaaa! Berhenttiiiiiiiiii!! Hentikannnn, tolonglah….Lola menangis, terduduk. Suara tawa masih ada. Lola masih dilempari dengan celana dalam bekas.

Lola berlutut. Rambut, kostum dan make up nya berantakan. Sebutir tomat merah segar dan mengkilap ada ditangannya. Setiap perempuan dilahirkan untuk menjadi Ibu. Ibu dengan sanggul kecil dan kebaya dari kain katun. Ibu yang memasak nasi di pagi hari dan membacakan dongeng di malam hari. Dan aku, aku adalah seorang Ibu dengan tomat merah ditanganku. Akan kucari sendiri anak-anakku.

***

Lola memakai kacamata dan berpakaian guru. Dia menengok ke jendela sambil berteriak. Hey hey hey…anak-anak! Ayo letakan kelinci-kelinci itu dikandangnya. Dan masuk kesini. Kita masih ada pelajaran. Kalau kalian masih saja nakal, Ibu akan memberi kalian hukuman seperti tadi malam. Setengah berbisik. Hukuman favoritku. Menguliti buah tomat. Seorang anak muda berpakaian murid masuk, diam di ambang pintu sambil mengelus buah tomat dengan sikat kawat. Lola tersenyum. Terdengar suara kereta api dikejauhan. Semakin lama-semakin dekat, suaranya semakin keras. Melintas dan berlalu.


ami